- welcome -

Kamis, 17 Maret 2011

UNTUK SIAPA SAYA HIDUP?

Ketika saya berangkat kesuatu tempat, ada seseorang bertanya, " anda mau kemana?" saya dengan gampang menjawab, " saya ketempat kerja !" begitu gampang dan jelas sekali. Namun ketika pertanyaannya, " Apa yang menjadi tujuan Hidupmu?" tampaknya saya harus berfikir keras. karena saya memang harus berfikir keras untuk bisa menjawab pertanyaan sederhana itu. Ada yang mengatakan bahwa Hidup adalah Perjalanan, Hidup adalah Perjuangan, Hidup adalah pengorbanan dst.

“Then, it doesn’t matter which way you go….” Jalan mana yang kamu tempuh ... bergantung kepada tujuanmu. saya suka kalimat itu. Apapun pendapat bijak itu saya terima saja tanpa harus berfikir panjang. Namun saya menyadari, Apapun itu saya memiliki Istri dan anak-anak, saya punya keluarga yang berhak mendapat perhatian dari saya sepenuhnya.

Dalam beberapa langkah kehidupan saya berikutnya, banyak saya temukan sebuah pemandangan yang tak masuk dalam rasio saya, "Mati Demi Tuhan" atau "Membunuh Demi Tuhan". Tuhan yang digambarkan banyak orang sebagai sumber cinta kasih dan "sutradara" bagi Cerita Kedamaian atau kasih sayang, dipuja-puja banyak orang sebagai tempat untuk mengadu, berpaling dan sebagainya bisa juga mengeluarkan "perintah" yang demikian Ekstrim.

Demi dan atas nama Tuhan kekerasan apapun menjadi Absah dimuka bumi ini. Inilah pangkal Keraguan saya kepada sesuatu yang disebut Tuhan. Namun saya tak buru-buru menjadi "anti Tuhan". Saya kembali ke Agama saya dan agama -agama lain untuk melihat-lihat barangkali disana saya temukan sebuah jawaban dari Tuhan.

Dalam keterbatasan saya, saya berkesimpulan bahwa Kematian dalam bingkai Ketuhanan sangatlah Indah. Tak ada satu hal pun yang dapat diperbndingkan dengan itu. Namun yang menjadi pertanyaan saya kembali adalah, " Apakah Tuhan menginginkan kematian saya, Demi DIA? " Tidak tidak... tak mungkin Tuhan menginginkan itu. Tuhan adalah MAHA segalanya. Jadi tak mungkin. Kematian saya tak membuat Tuhan Bertambah kesempurnaanNYA atau sebelaiknya Saya hidup karena Tuhan jadi tak mungkin juga kehidupan saya saat ini mengurangi kesempurnaannNya. Tuhan tak memiliki Kepentingan apapun pada saya bahkan seribu orang macam saya sekalipun.

Kemuliaan apa yang saya dapatkan jika saya mati demi Tuhan? Nama besar ? atau apa? .
Pada akhirnya saya berkesimpulan bahwa Tuhan "menciptakan" saya tanpa kepentingan apapun. Tuhan tak mungkin terikat dengan keinginan-keinginan atas manusia karena jika demikian Tuhan pun sedang dilanda Penderitaan atas keinginan-keinginan itu.

Saat ini saya berfikir bahwa saya adalah saya. Apakah saya Hamba Tuhan ? Entahlah...
Saya hidup dan kemudian harus mati bukan demi apapun bahkan Tuhan sekalipun. Saya mati ya mati saja, tidak lebih dari itu. Mohon jangan buru-buru mengatakan saya Atheis, tak beragama dan sebagainya.

Sederhananya saya hidup didunia ini punya kewajiban atas Keluarga saya, masyarakat luas (karena saya mahluk sosial), dan yang paling Nyata demi diri saya sendiri. Itulah yang paling nyata... Tuhan? itu soal lain.

Yang jelas saya jalankan kewajiban saya sebagai pekerja, suami dan ayah yang baik itu saja sudah cukup. Kalaupun kemudian saya harus mati meninggalkan semua kebanggaan saya (Keluarga yang bahagia, anak yang lucu, Bunga deposito, terpandang) maka, saya mati pada saat saya menjalankan tugas saya... itu saja... bukan demi keluarga tercinta saya, apalagi demi Tuhan. Saya tak mau melakukan klaim atau butuh pengakuan bahwa saya telah mati dijalan Tuhan, saya juga tidak mau kalau ada yang mengatakan saya telah mati demi kecintaan saya pada keluarga, menghidupi keluarga dan mengabdi pada masyarakat dan bangsa sehingga semua orang mengatakan kematian saya begitu harum seperti Pahlawan. Saya adalah saya apapun adanya tanpa tambahan atau julukan. hidup Bahagia, dan berusaha membuat orang lain bahagia, saya rasa sudah cukup.

Tidak ada komentar: