Banyak orang pergi berziarah mencari Tuhan. Mereka berpikir bahwa mereka dapat menemukan Tuhan di tempat-tempat yang mereka kehendaki. Tuhan tidak hadir di suatu tempat. Sesungguhnya,Tuhan bersemayam didalam dirimu, didalam setiap mahluk. Tuhan ada dalam semuanya. Tuhan hanya satu dan Beliau ada dimanapun engkau mencari-Nya. Beliau di dalam dirimu, denganmu, di atasmu, di bawahmu. Tuhan melampaui kelahiran dan kematian dan mendiami setiap makhluk dalam wujud Tuhan sendiri. Beliau ada dalam semua manusia, baik itu anak kecil atau orang tua. Tuhan yang sama ada pada serangga, burung, dan binatang. Beliau juga ada pada siapapun yang engkau temui. Ingatlah hal ini.
Tuhan adalah satu-satunya sumber dan saripati untuk seluruh alam semesta. Lain dari pada itu hanyalah ilusi. Penderitaan dan kesulitan, kerugian dan keuntungan, penyakit dan sakit – anggap mereka semua sebagai kehendak dari Sang Illahi. Maka, semuanya akan berubah menjadi hal yang baik untukmu. Sebenarnya dirimu adalah Tuhan juga, hanya jika engkau menghilangkan "Aku" sang ego dan "Milikku" sang keterikatan. Maka engkau akan menjadi dirimu yang sebenarnya. Bagkitkan dirimu melampaui "Aku" dan "Milikku", dan tempuhlah hidup dengan perjuangan. Engkau akan memperoleh kebahagiaan yang luar biasa. Semoga engkau semua menuju pada hidup yang bahagia, penuh cinta dan panjang umur. Semoga engkau semua bersatu! [Sathya Sai Speaks, 23-Nov-2008].
Sebuah Pura/kuil dibangun dari batu dan semen. Rupang dewata/Pratima terbuat dari bebatuan/Kayu. Namun walaupun demikian, engkau tetap bertekad untuk melihat Prinsip Ilahiah di dalamnya. Apabila keyakinanmu sedemikian tebalnya sehingga sanggup untuk menembus ke bebatuan dan menganggap di dalamnya terkandung Divinity, maka seharusnya akan jauh lebih mudah bagimu untuk melihat Tuhan yang bersemayam di dalam hati setiap mahluk hidup. Cobalah untuk merealisasikan kebenaran ini terlebih dahulu, agar keyakinanmu terhadap rupang dewata dan kuil juga semakin mantap. Hormatilah sesama manusia sebagai langkah pertama untuk menghormati Tuhan. Ketahuilah bahwa manusia bersifat prathyaksha (perceptible/masih bisa dipahami/dihayati oleh kemampuan batin), sedangkan Tuhan bersifat isparoksha (imperceptible/tidak akan sanggup dipahami oleh kemampuan manusia biasa).
[Sathya Sai Speaks, Vol 5, Ch 13, Mar 24 1965].
Jalanlah terus di jalur Karma (Action/Tindakan) dan Dharma (kebajikan) untuk menuju kepada Brahma (Tuhan). Inilah kewajibanmu. Tindakan tetap harus dilaksanakan, tak ada jalan untuk menghindarinya. Setiap orang mempunyai tugas dan kewajibannya tergantung pada karma-phalanya masing-masing. Jalanilah kehidupan ini dengan senantiasa waspada agar tidak terjerumus dalam 'dosa'. Kesulitan dan penderitaan maupun sukses dan kegagalan adalah bagaikan hantaman palu yang akan membuatmu menjadi sadhaka (aspiran spiritual) yang sejati.[Sathya Sai Speaks, Vol 5, Ch 13, Mar 24 1965].Engkau harus mengembangkan sikap "luruh pada Sang Illahi" dalam semua tindakanmu, yaitu sikap mengabdi, pasrah terhadap segala kehendakNya. Hal ini merupakan arti yang sesungguhnya tentang kesadaran akan Tuhan. Engkau tidak harus mempelajari semua syair dari kitab suci dengan sepenuh hati untuk kemudian memamerkan pengetahuanmu, sibuk dalam persaingan dengan cerdik-pandai yang lain. Cukuplah bagimu untuk menghayati dan melaksanakan satu syair saja, yaitu bagian yang paling menarik bagimu.[Sathya Sai Speaks, Vol 5, Ch 26, 02-Apr-65]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar