1. Yudhistira
Yudistira adalah perwujudan Dewa Dharma, kelembutan, kejujuran, yang selalu memancarkan kebahagiaan bagi setiap yang melihatnya. Namun kelembutan terkesan sangat lemah karena ia sendiri [Pandu] adalah seorang kesatria, yang harus tangguh, berani dan tegas apalagi dimedan perang. Maka lahirlah bima sesuai keinginan pandu.
2. Bima
Bima adalah perwujudan Dewa Bayu yang terkuat dari semua Dewa sebuah perpaduan yang seimbang antara kelembutan [kasih sayang] Yudhistira dengan ketegasan Bima akan melahirkan pemerintahan yang adil dan kejujuran. Suara langit menggelegar angin ribut dan menakutkan. Inilh tanda penjelmaan Dewa Bayu didunia. Tatapi sebagai manusia sekaligus bangsawan tentu masih saja ada yang terasa kurang, apalagi setelah memerintah Pandu perlu mengasah ketajaman Rasanya.
3. Arjuna
Arjuna adalah kekayaan sebagai pelengkap kedua saudaranya. Yang lahir bagaikan Dewa Indra, Vishnu, Narayana, ataupun Krishna sendiri. Arjuna selain tangguh dimedan perang, menguasai ilmu memanah, ia juga seorang seniman, pecinta sejati.
Pandu sudah memiliki tiga jika diibaratkan Yudhirtira penguasa Kepala (Pikiran), Bima penguasa Tenaga (Gerak) dan arjuna penguasa hati (Perasaan). Namun hal ini tidak lantas membuat Pandu puas ia pun meminta anak lagi namun kunti menolaknya karena jika mereka memiliki anak lagi maka yang tersisa adalah sisi negatif dari manusia itu sendiri yaitu : Keserakahan, Iri hati, Dengki dst...
4. Nakula sahadewa
Maka Pandu pun meminta pada Istri yang kedua yaitu Dewi Madri. Dewi Madri menyeru kepada Aswini Kumara [Dewa kembar]. Akhirnya lahilah Nakula dan Sahadewa yang tampan dan gagah. Yang bijaksana dan penyabar. Kedua anak-anak ini sangat hormat pada saudara-saudaranya yang lebih tua.
Pangeran-pangeran ini pun mengenyam pendidikan dilingkungan para Rsi dilembah Satasringga yang dipimpin oleh Maharsi Suka [Putra Sayati]. Yudistira Pintar bermain Tombak, Bima ahli bermain Gada, arjuna jago memanah dan Nakula-Sahadewa menguasai ilmu Pedang. Dan Maharsi Suka menghadiahkan Busur kepada Arjuna.
Dilain tempat, Diistana Drstarata pun memiliki Putra Duryodana yang seusia dengan Bima menyimpan kekawatiran mengingat Yudistira Lebih Tua dari Duryodana secara otomatis Yudistira yang paling berhak memegang pemeintahan AstinaPura, sementara Duryodana adalah sombol kehancuran Kurawa, yang mewakili Adharma. Drstarata adalah simbol cinta yang melekat, ia begitu takut dan penuh kekawatiran sehingga untuk mengimbangi kekuatan Pandawa, Drstarata pun memohon seratus anak dengan seratus perasaan kemelekatan, ego dan ketakutan yang melahirkan seratus sifat jahat yang mengancam tagaknya Dharma.
[ADI PARWA ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar