“Dunia ini adalah sekumpulan massa enerji atau elektron, ini adalah pandangan para ilmuwan.
Dunia ini semuanya adalah shakti, inilah pandangan para penganut shaktaisme.
Esensi dari dunia adalah Brahman, Yang Absolut...demikian pandangan kaum vedantin”.
Begitu kata Sri Swami Sivananda. Lalu apa kata kita?
Bagi kebanyakan dari kita, dunia adalah dunia penampakan, dunia objek-objek indriawi. Sebagai dunia penampakan, kita menganggapnya nyata, sejauh ia tertampak, bisa dirasakan kehadirannya lewat indria-indria sensorik kita. Segala sesuatu yang bisa dirasakan kehadirannya lewat indria-indria sensorik, kita sebut ‘nyata’ bukan? Bagi yang memegang erat paradigma kasat-indria ini, keberadaan segala sesuatu mesti bisa dibuktikan secara indriawi.
Dan lebih dari itu, sebagai dunia dari objek-objek indriawi, dunia dan segala sesuatu yang ada padanya, hanya kita anggap bermanfaat bila bisa memberi kenikmatan indriawi, memuaskan nafsu-keinginan kita. Semakin tinggi derajat kenikmatan atau kepuasan yang bisa diberikannya kepada indria-indria ini, maka semakin menyenangkanlah ia bagi kita. Oleh karenanya, kitapun akan memberinya nilai semakin tinggi bukan?
Dan selaku yang mengklaim diri sebagai makhluk dengan martabat tertinggi di atas planet ini, kita merasa berhak —dengan serakah— mengeksploitasi bumi beserta segenap isinya, semau kita. Sebagian dari kita, bahkan meyakini kalau manusia menerima mandat penuh untuk itu, memegang mandat penuh untuk mengobrak-abrik, menguras isi alam termasuk memperlakukan segenap makhluk hidup di muka bumi ini semau kita.
Kalau kita berani jujur, inilah sebetulnya anggapan kebanyakan dari kita akan dunia. Inilah fakta dari tingkat kesadaran hidup bagi kebanyakan dari kita, yang tak bisa dipungkiri. Ini juga merupakan bukti nyata kalau kebanyakan dari kita masih terbenam dan berkubang di dalam lumpur kesadaran kasat-indria ini.
Sumber : http://groups.yahoo.com/group/BeCeKa/message/25631.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar